Lensa kontak sekarang bisa mudah didapat. Di salon kecantikan, online
shop, bahkan di toko pinggir jalan pun orang-orang bisa dengan mudah
membeli lensa kontak. Padahal, sebelum menggunakan lensa kontak harus
ada pemeriksaan terlebih dahulu.
Ketua Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia (IROPIN), Dian Leila Sari AMd RO, SPd, MKes mengatakan pemeriksaan kualitas dan kuantitas air mata, kondisi bola mata, termsuk kelengkungan bola mata dan kebiasaan hygiene sanitasi seseorang harus dipertimbangkan sebelum memakai lensa kontak.
Ketua Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia (IROPIN), Dian Leila Sari AMd RO, SPd, MKes mengatakan pemeriksaan kualitas dan kuantitas air mata, kondisi bola mata, termsuk kelengkungan bola mata dan kebiasaan hygiene sanitasi seseorang harus dipertimbangkan sebelum memakai lensa kontak.
"Kualitas dan kuantitas air mata orang ini bagus, boleh pakai lensa kontak. Tapi kalau orangnya tidak bersihan, cuek gitu, tidak dianjurkan pakai lensa kontak. Kita juga harus lihat aktivitas dia sehari-hari bagaimana, kalau kebanyakan di luar ruangan dan berdebu sebaiknya jangan," tutur Dian usai Seminar Media 'Prioritaskan Kesehatan dan Keindahan Mata: Hati-hati dalam Memilih Lensa Kontak Warna' di Restoran Bebek Bengil, Jl KH Agus Salim, Jakarta Pusat, seperti ditulis Kamis (16/4/2015).
Kelengkungan bola mata juga harus diperiksa. Pasalnya, lensa kontak sudah seharusnya menyesuaikan dengan kelengkungan bola mata, misalnya untuk mata sipit dikatakan Dian ada jenis lensa khusus. Kelengkungan bola mata dengan lensa yang tidak tepat dalam jangka panjang mungkin belum menimbulkan efek apa-apa.
"Pas jangka panjang melorot atau tidak lensanya, kan ada gerakan yang
mengganggu kornea atau pupil. Sekarang yang sering orang-orang membeli
lensa kontak, seperti di online shop, tanpa ada pengukuran, lensanya
datang dilengkapi dengan cairan, kita nggak tahu cairan itu sensitif
atau tidak dengan mata," imbuh Dian.
Pada dasarnya, lanjut Dian, mata kiri dan kanan manusia memiliki jarak pupil yang berbeda. Nah, jarak pupil ini harus diseusiakan dengan pusat optik lensa, termasuk pada kacamata. Ketika asal pakai lensa kontak, otomatis jarak pupil menjadi tidak pas.
Dalam jangka pendek, melihat dengan pandangan agak melenceng bisa saja tidak masalah. Tetapi, lama-lama mata bisa juling. Sebab, begitu otot bola mata dipaksa melihat dengan jarak yang jauh dari kemampuannya, maka mata akan juling. "Otot bola mata tidak simetris, tidak lurus, lama-lama mencong dan akhirnya juling," ujar Dian.
Pada dasarnya, lanjut Dian, mata kiri dan kanan manusia memiliki jarak pupil yang berbeda. Nah, jarak pupil ini harus diseusiakan dengan pusat optik lensa, termasuk pada kacamata. Ketika asal pakai lensa kontak, otomatis jarak pupil menjadi tidak pas.
Dalam jangka pendek, melihat dengan pandangan agak melenceng bisa saja tidak masalah. Tetapi, lama-lama mata bisa juling. Sebab, begitu otot bola mata dipaksa melihat dengan jarak yang jauh dari kemampuannya, maka mata akan juling. "Otot bola mata tidak simetris, tidak lurus, lama-lama mencong dan akhirnya juling," ujar Dian.
Untuk lensa kontak warna, bagi orang dengan miopi, hipermetropi, atau
silindris pun warna pada lensa memiliki ukuran tersendiri. Sehingga,
warna pada lensa kontak tidak sekadar untuk keperluan estetika saja.
"Orang dengan kuantitas air mata baik bisa pakai lensa kontak. Karena, setiap kedipan ada air mata yang dibawa kelopak mata. Jika sedikit, saat ada lensa kontak dan berkedip tidak tersapu kotorannya, lensa kontaknya pun kering. Tapi, buat pasien dengan kualitas air mata rendah bisa dibantu dengan lubrikan untuk melembabkan," tutur Dian.
"Orang dengan kuantitas air mata baik bisa pakai lensa kontak. Karena, setiap kedipan ada air mata yang dibawa kelopak mata. Jika sedikit, saat ada lensa kontak dan berkedip tidak tersapu kotorannya, lensa kontaknya pun kering. Tapi, buat pasien dengan kualitas air mata rendah bisa dibantu dengan lubrikan untuk melembabkan," tutur Dian.
Sumber: www.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar