Meski orang tahu ini bukan makanan sehat, tak sedikit yang terus melahapnya.
Belum lama ini seorang dokter Mercola dari Amerika telah melakukan
penelitian, apa yang terjadi dalam perut manusia saat mengkonsumsi mie
instan.
Dengan menggunakan kamera mini sebesar pil, terekam bagaimana usus
manusia harus bekerja ekstra keras ketika mi instan masuk ke dalamnya.
Meskipun bekerja selama dua jam, kondisi mi instan yang masuk masih sama. Tak bisa hancur.
Hal ini diakibatkan karena dalam mi instan sama sekali tidak mengandung serat.
Mi instan memberikan beban yang sangat berat pada sistem pencernaan harus bekerja berjam-jam untuk memecahnya.
Ketika mi instan berada berjam-jam dalam sistem pencernaan, maka akan berdampak langsung terhadap penyerapan nutrisi.
Namun, tak banyak nutrisi ternyata yang terkandung di dalam mi instan.
Justru sebaliknya, ada zat adiktif atau pengawet beracun TBHQ yang akhirnya terserap oleh tubuh.
Hasil penelitian, perempuan yang makan mie instan atau makanan cepat
saji lainnya dua kali dalam seminggu berisiko 68 persen lebih memiliki
sindrom metabolik, yakni sekelompok gejala seperti obesitas sentral,
tekanan darah tinggi, peningkatan gula darah, dan rendahnya tingkat
kolesterol baik.
Keseringan makan mi instan memang tak akan langsung membunuh kita.
Namun, ini cuma soal waktu hingga gangguan kesehatan benar-benar menghampiri.
Sumber: www.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar