Gula Kelapa adalah gula yang diperoleh dari pemekatan
cairan hasil sadapan tongkol bunga kelapa yaitu nira kelapa. Gula merupakan
bahan baku sangat penting dalam industri makanan seperti kecap, enting-enting,
nopya, jenang dan industri rumahan lainnya. Khusus di Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar para pembuat Gula kelapa tidak akan kerepotan untuk memperoleh bahan baku, hal ini dikarenakan masih banyaknya pohon kelapa di daerah tersebut, hal ini juga yang mendasari industri pembuatan gula kelapa merupakan salah satu pilihan bagi masyarakat Desa Sumberasri untuk meningkatkan perekonomian mereka, permintaan pasar yang cukup tinggi memaksa pelaku industri gula kelapa untuk selalu berproduksi secara kontinu, berkembang pesatnya industri gula kelapa di Desa Sumberasri tidak lepas dari peran serta KIM Waradesa, sebagai lembaga penyedia informasi, Kim Wardesa dapat memberikan informasi yang dibutuhkan industri Gula Kelapa khususnya dalam hal pemasaran dan informasi tentang proses pembuatan secara baik untuk memperoleh hasil yan maksimal.
nopya, jenang dan industri rumahan lainnya. Khusus di Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar para pembuat Gula kelapa tidak akan kerepotan untuk memperoleh bahan baku, hal ini dikarenakan masih banyaknya pohon kelapa di daerah tersebut, hal ini juga yang mendasari industri pembuatan gula kelapa merupakan salah satu pilihan bagi masyarakat Desa Sumberasri untuk meningkatkan perekonomian mereka, permintaan pasar yang cukup tinggi memaksa pelaku industri gula kelapa untuk selalu berproduksi secara kontinu, berkembang pesatnya industri gula kelapa di Desa Sumberasri tidak lepas dari peran serta KIM Waradesa, sebagai lembaga penyedia informasi, Kim Wardesa dapat memberikan informasi yang dibutuhkan industri Gula Kelapa khususnya dalam hal pemasaran dan informasi tentang proses pembuatan secara baik untuk memperoleh hasil yan maksimal.
KIM WARADESA KALI INI AKAN MENGUPAS RAHASIA CARA PEMBUATAN GULA KELAPA
..............
BAHAN BAKU
:
1.
Nira Kelapa Nira diperoleh dari penyadapan mayang bunga
kelapa yang sudah cukup umur. Nira yang digunakan harus mempunyai pH 5,5 – 7,0
dan kadar gula reduksi (glukosa dan fruktosa) relatif rendah. Nira segar
biasanya mempunyai pH 6,0 – 7,0.
2.
Bahan Penolong
- Bahan pengawet seperti
air kapur, tatal nanka atau kulit manggis, yang diisikan ke dalam pongkor
penampung Nira sebelum pongkor tersebut di pasang di pohon (tiap pongkor
biasanya diisi bahan pengawet sebanyak kira-kira 5 ml).
- Pengawet lain yang dapat
digunakan adalah natrium metabisulfit dengan dosis 0,025 – 0,10 % atau natrium
berzoat dengan dosis 0,05 – 0,20 %.
- Kelapa parut, kemiri atau
minyak goreng, digunakan untuk menekan buih yang terbentuk atau meluap sewaktu
pendidihan.
- Air untuk mencuci
peralatan dan cetakan sebelum dan sesudah digunakan dan atau untuk membasahi
cetakan sehingga gula kelapa yang di cetak nantinya mudah lepas dari cetakan.
PERALATAN
- Peralatan penyadap dapat
digunakan pisau sadap atau pongkar bambu
- Peralatan proses : wajan
besi/alumunium, kain saring, ember/waskom, serok, cetakan dan tungku/kompor.
PROSES PEMBUATAN
Proses pembuatan gula merah pada prinsipnya adalah
proses penguapan atau pemekatan nira. Tahap-tahap proses pembuatan gula kelapa
meliputi :
Pengumpulan Nira nira hasil sadapan dikumpulkan dalam ember/waskom yang agak besar, lalu sebaiknya
segera mungkin dimasak untuk mencegah terbentuknya asam. Sisa pengawet yang
mengumpul di ujung pongkor sebaiknya jangan diikutkan karena akan menghasilkan
warna gula yang kurang baik.
Penyaringan sebelum dimasak, nira disaring terlebih dahulu
untuk membuang kotoran-kotoran yang berupa bunga kelapa, lebah dan semut,
penyaringan ini hendaknya mengunakan kain saring yang bersih dan hasil saringan
langsung ditampung dalam wajan.
Pemasakan Wajan yang berisi nira bersih dipanaskan di
atas tungku. Pada awal pemasakan api harus besar untuk mempercepat proses
penguapan, Nira akan mendidih dengan suhu 110O C. Saat mendidih
kotoran halus akan terapung di permukaan, kotoran tersebut dihilangkan dengan
mengunakan serok. Pendidihan akan menimbulkan busa nira yang meluap-luap
berwarna coklat kekunig kuningan. Sewaktu nira mendidih hendaknya
terus diaduk agar buih nira tidak meluap keluar wajan. Untuk mengurangi luapan
buih ditambahkan parutan kelapa, kemiri atau minyak goreng secukupnya
(kira-kira 5 gram atau satu sendok makan minyak goreng untuk 25 liter nira
masak)
Bila nira sudah mengental api dikecilkan dan pekatan
nira tetap diaduk aduk. Untuk mengetahui bahwa nira tersebut sudah masak atau
belum, dilakukan pengujian kekentalan, yaitu dengan cara meneteskan pekatan
nira ke dalam air dingin. Bila tetesan tadi menjadi keras, berarti pemasakan
sudah cukup dan wajan segera diangkat dari tungku. Waktu yang diperlukan untuk
memasak 25-30 liter nira kira-kira 4-5 jam dan membutuhkan kayu bakar 1/6m3.
Pendinginan Untuk mempercepat proses pendinginan, pekatan
nira segera diaduk. Pengadukan dilakukan sampai suhunya turun menjadi 70OC.
Pengadukan ini juga akan menyebabkan tekstur dan warna gula yang dihasilkan
lebih baik dan cepat kering.
Pencetakan Segera setelah suhu pekatan nira telah turun
menjadi 70OC, maka segera dilakukan pencetakan. Pekatan nira
dituangkan ke dalam cetakan bambu yang sebelumnya telah direndam dan dibasahi
dengan air untuk mempermudah pelepasan setelah gulanya kering. Pelepasan gula
dilakukan setelah gula mencapai suhu kamar.
Pengemasan Gula yang telah dikeluarkan dari cetakan
dibungkus untuk selanjutnya dipasarkan. Pembungkus yang digunakan dapat berupa
daun kelapa kering, pohon pisang atau kantung palstik.
Contac Person : kim.waradesa@gmail.com
Hendrik Suprianto : 081334502666
Tidak ada komentar:
Posting Komentar