Selasa, 31 Maret 2015

Gula Kelapa


Gula Kelapa adalah gula yang diperoleh dari pemekatan cairan hasil sadapan tongkol bunga kelapa yaitu nira kelapa. Gula merupakan bahan baku sangat penting dalam industri makanan seperti kecap, enting-enting,
nopya, jenang dan industri rumahan lainnya.  Khusus di Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar para pembuat Gula kelapa tidak akan kerepotan untuk memperoleh bahan baku, hal ini dikarenakan masih banyaknya pohon kelapa di daerah tersebut, hal ini juga yang mendasari industri pembuatan gula kelapa merupakan salah satu pilihan bagi masyarakat Desa Sumberasri untuk meningkatkan perekonomian mereka, permintaan pasar yang cukup tinggi memaksa pelaku industri gula kelapa untuk selalu berproduksi secara kontinu, berkembang pesatnya industri gula kelapa di Desa Sumberasri tidak lepas dari peran serta KIM Waradesa, sebagai lembaga penyedia informasi, Kim Wardesa dapat memberikan informasi yang dibutuhkan industri Gula Kelapa khususnya dalam hal pemasaran dan informasi tentang proses pembuatan secara baik untuk memperoleh hasil yan maksimal.
KIM WARADESA KALI INI AKAN MENGUPAS RAHASIA CARA PEMBUATAN GULA KELAPA ..............

BAHAN BAKU :
1.     Nira Kelapa Nira diperoleh dari penyadapan mayang bunga kelapa yang sudah cukup umur. Nira yang digunakan harus mempunyai pH 5,5 – 7,0 dan kadar gula reduksi (glukosa dan fruktosa) relatif rendah. Nira segar biasanya mempunyai pH 6,0 – 7,0.
2.     Bahan Penolong
-      Bahan pengawet seperti air kapur, tatal nanka atau kulit manggis, yang diisikan ke dalam pongkor penampung Nira sebelum pongkor tersebut di pasang di pohon (tiap pongkor biasanya diisi bahan pengawet sebanyak kira-kira 5 ml).
-      Pengawet lain yang dapat digunakan adalah natrium metabisulfit dengan dosis 0,025 – 0,10 % atau natrium berzoat dengan dosis 0,05 – 0,20 %.
-      Kelapa parut, kemiri atau minyak goreng, digunakan untuk menekan buih yang terbentuk atau meluap sewaktu pendidihan.
-      Air untuk mencuci peralatan dan cetakan sebelum dan sesudah digunakan dan atau untuk membasahi cetakan sehingga gula kelapa yang di cetak nantinya mudah lepas dari cetakan.

PERALATAN
-      Peralatan penyadap dapat digunakan pisau sadap atau pongkar bambu
-      Peralatan proses : wajan besi/alumunium, kain saring, ember/waskom, serok, cetakan dan tungku/kompor.

PROSES PEMBUATAN
Proses pembuatan gula merah pada prinsipnya adalah proses penguapan atau pemekatan nira. Tahap-tahap proses pembuatan gula kelapa meliputi :

Pengumpulan Nira nira hasil sadapan dikumpulkan dalam ember/waskom yang agak besar, lalu sebaiknya segera mungkin dimasak untuk mencegah terbentuknya asam. Sisa pengawet yang mengumpul di ujung pongkor sebaiknya jangan diikutkan karena akan menghasilkan warna gula yang kurang baik.

Penyaringan sebelum dimasak, nira disaring terlebih dahulu untuk membuang kotoran-kotoran yang berupa bunga kelapa, lebah dan semut, penyaringan ini hendaknya mengunakan kain saring yang bersih dan hasil saringan langsung ditampung dalam wajan.

Pemasakan Wajan yang berisi nira bersih dipanaskan di atas tungku. Pada awal pemasakan api harus besar untuk mempercepat proses penguapan, Nira akan mendidih dengan suhu 110­O C. Saat mendidih kotoran halus akan terapung di permukaan, kotoran tersebut dihilangkan dengan mengunakan serok. Pendidihan akan menimbulkan busa nira yang meluap-luap berwarna coklat kekunig kuningan. Sewaktu nira mendidih  hendaknya terus diaduk agar buih nira tidak meluap keluar wajan. Untuk mengurangi luapan buih ditambahkan parutan kelapa, kemiri atau minyak goreng secukupnya (kira-kira 5 gram atau satu sendok makan minyak goreng untuk 25 liter nira masak)
Bila nira sudah mengental api dikecilkan dan pekatan nira tetap diaduk aduk. Untuk mengetahui bahwa nira tersebut sudah masak atau belum, dilakukan pengujian kekentalan, yaitu dengan cara meneteskan pekatan nira ke dalam air dingin. Bila tetesan tadi menjadi keras, berarti pemasakan sudah cukup dan wajan segera diangkat dari tungku. Waktu yang diperlukan untuk memasak 25-30 liter nira kira-kira 4-5 jam dan membutuhkan kayu bakar 1/6m3.


Pendinginan Untuk mempercepat proses pendinginan, pekatan nira segera diaduk. Pengadukan dilakukan sampai suhunya turun menjadi 70OC. Pengadukan ini juga akan menyebabkan tekstur dan warna gula yang dihasilkan lebih baik dan cepat kering.

Pencetakan Segera setelah suhu pekatan nira telah turun menjadi 70OC, maka segera dilakukan pencetakan. Pekatan nira dituangkan ke dalam cetakan bambu yang sebelumnya telah direndam dan dibasahi dengan air untuk mempermudah pelepasan setelah gulanya kering. Pelepasan gula dilakukan setelah gula mencapai suhu kamar.



Pengemasan Gula yang telah dikeluarkan dari cetakan dibungkus untuk selanjutnya dipasarkan. Pembungkus yang digunakan dapat berupa daun kelapa kering, pohon pisang atau kantung palstik.



Contac Person : kim.waradesa@gmail.com
Hendrik Suprianto : 081334502666


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARGA SUMBERASRI DALAM MEMPERINGATI HARI BUMI

              Sekitar seribu lebih peserta Jelajah Lereng Kelud tingkat Jawa Timur antusias mengikuti jelajah alam menyusuri pegunungan...