Minggu, 21 April 2013

Wisata Sejarah Bung Karno di Blitar

Makam Ir. Soekarno / Bung Karno

Kompleks pemakaman dari presiden pertama RI Indonesia dengan gaya arsitektur Jawa, dimana terdapat joglo yang menjadi ciri khas utamanya.
Makam Bung Karno terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanawetan Kota Blitar. Komplek makam yang berdiri di atas tanah seluas 1,8 hektar ini ada sejak Bung Karno wafat dan dimakamkan di sana. Pada tanggal 21 Juni 1970, kompleks makam ini untuk pertama kalinya dipugar. Dengan pemugaran itu pencitraan Makam Bung Karno sebagai ikon Kota Blitar mampu menyedot pengunjung berziarah kesana.
Sejak 2004, pengembangan kembali dilakukan dengan menambahkan Perpustakaan dan Museum Bung Karno. Pintu masuk Makam ini dimulai dari jalanan yang menghubungkan perpustakaan yang berada di sisi selatan komplek makam hingga sampai pada gapura Agung yang menghadap ke selatan. Bangunan utama disebut dengan Cungkup Makam Bung Karno. Cungkup ini berbentuk bangunan joglo, dan diberi nama Astono Mulyo. Diatas makam diletakkan sebuah batu pualam hitam bertuliskan "Disini dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan Dan Presiden Pertama Republik Indonesia. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia."
Istana Gebang
Istana Gebang merupakan rumah tempat tinggal Orang tua Bung Karno. Rumah ini letaknya tidak jauh dari Makam Bung Karno kira-kira 2 km ke arah selatan, tepatnya di Jalan Sultan Agung No. 69 Kota Blitar. Rumah ini sebenarnya milik Bapak Poegoeh Wardoyo suami dari Sukarmini, kakak kandung Bung Karno. Selain ditempati oleh kedua orang tua Bung Karno, ditempat ini pula Sang Proklamator pernah tinggal ketika masa-masa remajanya.
Istana Gebang berdiri di atas lahan sekitar 2 hektar. Keseluruhan bagiannya terdiri dari rumah utama, bagian ini terdiri dari ruang tamu yang cukup luas dengan perabot kursi model lama. Selain itu juga terdapat ruang keluarga yang juga cukup lapang dengan deretan kursi kayu berkombinasi anyaman rotan. Di sebelah kanan rumah utama terdapat Balai Kesenian. Dulu balai kesenian itu memang digunakan sebagai tempat berekspresi bagi para seniman di sana. Di masa hidup Soekarmini Wardojo, bangunan ini juga sering digunakan untuk pementasan wayang yang di dalamnya dilengkapi dengan seperangkat gamelan beserta wayang kulit.
Setiap tanggal 6 Juni atau tanggal kelahiran Bung Karno, rumah ini diselenggarakan haul dan berbagai macam kesenian untuk memperingati hari jadi Bung Karno dan sebagai ajang hiburan rakyat.

posting by:mz.merdino

1 komentar:

WARGA SUMBERASRI DALAM MEMPERINGATI HARI BUMI

              Sekitar seribu lebih peserta Jelajah Lereng Kelud tingkat Jawa Timur antusias mengikuti jelajah alam menyusuri pegunungan...