Selasa, 16 April 2013 | 21:50
Munculnya fenomena kasus BBM (bahan bakar minyak) langka untuk jenis solar di sejumlah daerah di Jawa Timur mulai direspon oleh Pemprov Jatim. Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs H Saifullah Yusuf, mencurigai adanya praktik penimbunan sebagai salah satu faktor penyebab kelangkaan solar.
"Salah satu penyebabnya diduga penimbunan. Ini harus diungkap. Jika memang terbukti harus ditindak. Proses investigasi untuk mengungkap dugaan penimbunan ini tanggung jawab kepolisian," tegasnya disela acara panen raya di Desa Kerjen, Kec Srengat, Kab Blitar Selasa (16/4).
Gus Ipul juga menjelaskan jika dalam pertemuan dengan General Manager Pertamina Jawa Timur Senin (15/4) kemarin, pihak Pertamina, beralasan kuota habis yang menjadi penyebab utama terjadinya kelangkaan solar. Saat ini pertamina masih menunggu regulasi dari pemerintah. "Itu alasan mereka (kuota habis). Tapi kami berharap permasalahan harus segera diatasi," terangnya.
Dalam pertemuan itu, lanjut Gus Ipul, dirinya meminta Pertamina untuk memprioritaskan kebutuhan solar bagi petani Jawa Timur. Hal itu mengingat, musim tanam petani hanya tinggal 14 hari lagi. "Dan pihak Pertamina menyanggupi itu. Secepatnya kebutuhan petani akan dipenuhi, "jelasnya.
Hingga kini fakta kelangkaan solar terjadi di wilayah eks Karesidenan Kediri, termasuk Blitar, Tulungagung dan Trenggalek. Begitu juga di wilayah eks Karesidenan Madiun dan beberapa daerah tapal kuda. Bahkan antrian jeriken solar masih terus mengular.
Untuk menyelesaikan kelangkaan solar, Gus Ipul juga bakal diundang untuk melakukan pertemuan dengan Pertamina di Jakarta. Rapat akan dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
"Intinya untuk membahas kelangkaan solar. Yang pasti imbauan pemprov Jatim pada Pertamina masalah ini adalah kebutuhan petani harus segera dipenuhi. Kemudian penyebabnya harus diketahui dan siapapun yang terbukti menimbun harus ditindak tegas," pungkasnya.
Dampak kelangkaan solar yang terjadi di sejumlah SPBU Jawa Timur juga mulai meresahkan pengusaha angkutan. Puluhan armada bus antar kota dan antar provinsi (AKAP) yang biasa melayani perjalanan reguler melalui Terminal Purabaya, Surabaya juga terpaksa tidak beroperasi.
Jumlah armada bus di terminal tersebut menurun sejak tiga hari lalu. Lebih dari 50 bus yang biasa melayai rute reguler melalui terminal ini berhenti beroperasi. Mereka lebih memilih kendaraannya diparkir di garasi perusahaan masing-masing karena khawatir jika diperjalanan kehabisan solar.(merdino)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar