Minggu, 31 Maret 2013

AGAR TIDAK TERGILAS DENGAN KEBERADAAN PASAR MODERN ATAU MINIMARKET , PASAR TRADISIONAL DIMINTA UNTUK BER-INOVASI

Hal ini seperti diungkapkan Kepala Bapemas Kab. Blitar Agus Budi Handoko. Diakuinya keberadaan pasar modern atau mini market yang menjamur di Kab. Blitar sejak beberapa tahun terakhir, berdampak pada tergilasnya Pasar Tradisional yang dikelola warga. Terlebih banyak diantara mini market tersebut, yang lokasinya berdekatan dengan pasar tradisional. Karenanya untuk menaikkan kembali eksistensi pasar tradisional dibutuhkan inovasi dalam pengelolaanya. Salah satu dengan mengubah jenis produk yang dijual dengan spesifikasi tertentu. Agus mencotohkan, seperti Pasar Hewan, Pasar Buah, Pasar Grosir yang khusus menjual kebutuhan tekstil atau lainnya. Pihaknya yakin dengan adanya spesifikasi pasar ini akan membuat masyarakat kembali tertarik mendatangi pasar tradisional. Tentu juga harus didukung dengan penataan dan pengemasan pasar yang lebih baik utamanya dari sisi bangunan dan kebersihan pasar. Penambahanan beberapa fasilitas seperti lahan pasar yang memadai, tempat ibadah, atau lokasi khusus penjual makanan, juga diperlukan. Di mana dalam Musrenbang lalu,  dialokasikan pula anggaran pembangunan fisik beberapa pasar tradisional yang diusulkan warga antara Rp. 200-300 juta. Bapemas mencatat ada 62 pasar tradisional di Kab. Blitar. Keberadaannya pun diatur dalam Perda No 11 Tahun 2012 tentang pasar desa. Dalam Perda tersebut juga diatur jarak lokasi mini market dengan pasar tradisional minimal 1.5 km. Sementara Bapemas kini masih menyusun Peraturan Bupati tentang teknis pelaksanaan pasar desa. Salah satunya berkaitan pula dengan penyerahan aset pasar dari Pemkab. Blitar ke Pemerintah Desa. (Irma Yuniar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARGA SUMBERASRI DALAM MEMPERINGATI HARI BUMI

              Sekitar seribu lebih peserta Jelajah Lereng Kelud tingkat Jawa Timur antusias mengikuti jelajah alam menyusuri pegunungan...