Pemerintah pusat
mengalokasikan anggaran sebesar Rp 40 Miliar kepada petani yang lahan pertaniannya mengalami puso
atau gagal panen. Bantuan tersebut sebagai wujud implementasi dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor
5 Tahun 2011 yang mengamanatkan perlunya bantuan biaya usaha tani kepada petani yang sawahnya
mengalami puso. Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertanian, Dr. Rusman Heriawan saat acara
Pencanangan Pemberian Bantuan Penanggulangan Padi Puso (BP3) dan Gerakan Percepatan Tanam Padi Masa
Tanam 2012/2013 di Kampung Jamblang, Kelurahan Sawah Luhur, Kota Serang, Selasa (30/10).
Menurut Wamentan, dengan
program BP3 tersebut tiap petani yang lahannya terkena puso bisa memiliki modal awal untuk mengelola
sawah serta membeli benih. “Kita minta dana ini dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan jangan
dipakai bukan untuk urusan di luar pertanian. Para petani diharapkan bisa panen pada masa rendeng
berikutnya,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Wamentan bahwa untuk tahap awal pemerintah menyalurkan bantuan
sebesar Rp 4,1 Miliar kepada 75 kelompok tani di Kota Serang, Banten. Hal ini mengingat jumlah lahan
persawahan di Banten yang mengalami gagal panen atau puso mencapai 10.899 hektare (ha) dalam kurun
waktu tahun 2012 ini. Jumlah tersebut bahkan penyumbang terbesar dari angka puso nasional yang
mencapai 57.169 ha. “Kita cukup prihatin puso yang terjadi di Banten terbesar di Indonesia,”
katanya.
Berdasarkan data Distanak Banten, jumlah lahan persawahan yang mengalami puso tersebar di
lima kabupaten/kota. Di Kabupaten Lebak lahan puso mencapai 2.566 ha, Kabupaten Pandeglang 4.078 ha,
Kabupaten Serang 1.900 ha, Kabupaten Tangerang 1.169 ha, dan Kota Serang seluas 1.186 ha.
Sementara itu, Wakil
Gubernur Banten, Rano Karno mengatakan, faktor terbesar penyebab puso di Banten disebabkan adanya
perubahan iklim dan bencana. “Perubahan iklim akhir-akhir ini yang tidak menentu berdampak pada
produksi pertanian yang mempengaruhi ketersediaan pangan nasional. Faktor bencana alam seperti
banjir dan kekeringan juga menj`di penyebab serta serangan organisme pengganggu tumbuhan,”
katanya.
Pada kesempatan tersebut, Wagub juga mengatakan jika
komoditas pertanian di Banten masih memerlukan perbaikan mulai dari teknologi hingga perbaikan
kualitas petani, serta penanganan kelembagaan. “Ini yang masih perlu diperbaiki,”
jelasnya. (RIZ)
Sumber : http://www.deptan.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar