Kamis, 24 Mei 2012

GUYUB RUKUN MBANGUN DESA

“Guyub Rukun Mbangun Desa” semboyan lama yang masih berlaku di Desa Sumberasri kecamatan nglegok Kabupaten Blitar. Terbukti  budaya gotong royong masih kental di desa ini. Seperti yang sedang dilakukan warga desa saat membenahi jalan rabat yang menghubungkan dua desa yaitu desa Penataran dan desa Sumberasri ini.

Kegiatan ini bagian dari upaya pemeliharaan sarana prasarana yang telah terbangun sebelumnya. Dengan semangat gotong royong mereka merelakan waktu dan tenaga demi kepentingan bersama. Kegiatan ini merupakan inisiatif warga masyarakat yang kemudian mendapat gayung bersambut dari pemerintah desa juga lembaga-lembaga desa yang ada seperti BPD, LPMD juga melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat lain termasuk Kelompok Informasi Masyarakat “Waradesa”.

Untuk melaksanakan kegiatan ini bahan material didapat dari swadaya masyarakat langsung seperti sumbangan pasir, air dan tenaga kerja sedangkan semen dari hasil iuran pengguna jalan (supplier material) yang setiap harinya menggunakan jalan tersebut untuk angkutan pasir dan bahan galian lainnya.

Meskipun sering dilakukan pemeliharaan jalan ini sering mengalami kerusakan seperti yag diungkap salah satu warga bernama  Minto “margi niki gampil risak amargi kendaraan ingkang langkung mriki niku katah ingkang melebihi batas awratipun. Nanging nggih kersane pokok sadar bilih sewanci risak malih purun sareng-sareng ndandosi”( jalan ini sering rusak karena banyak kendaraan yang lewat sini itu melebihi MST =red). Menyikapi masalah ini pemerintah desa mengadakan pemantauan agar kegiatan ekonomi warga tetap lancar karena jika kendaraan material dilarang melewati jalan ini berarti  juga mengurangi  mata pencaharian penduduk (penambang dan jasa angkutan).”untuk mengatasi masalah ini perlu kesadaran bersama dan perhatian khusus dari pemerintah daerah. Misalkan peningkatan kelas jalan” ungkap Endro Busono,SE. Kepala Desa sumberasri.

Apapun kenyataanya, budaya gotong royong, kesetiakawanan akan lebih berarti dari pada hanya mempersoalkan aturan hukum dan kepentingan politik atau golongan.  Kebudayaan yang sudah luntur ini perlu pengorbanan, pengertian agar  Ayem Tentrem dapat dirasakan oleh masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARGA SUMBERASRI DALAM MEMPERINGATI HARI BUMI

              Sekitar seribu lebih peserta Jelajah Lereng Kelud tingkat Jawa Timur antusias mengikuti jelajah alam menyusuri pegunungan...