AFP
KOMPAS.com – Banyak orang yang sudah tertular
kuman tuberkulosis (TB), namun tidak sakit. Hal itu terjadi karena kuman
TB hanya “tidur” di dalam tubuh atau dikenal dengan TB laten. Jika daya
tahan tubuh seseorang menurun, kuman TB dapat bangkit sehingga membuat
seseorang sakit TB.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, salah satu hal yang bisa membangkitkan kuman TB, yaitu merokok.
“Sebanyak 20 persen TB berhubungan dengan rokok. Perokok, dua sampai tiga kali lebih sering sakit kalau sudah TB laten. Penelitian, orang perokok TB jadi lebih sering kambuh,” kata Tjandra beberapa waktu lalu di Jakarta.
Guru Besar Ilmu Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan, perokok pun lebih rentan tertular TB. Ia menjelaskan, racun-racun dalam asap rokok dapat merusak paru-paru manusia dan menurunkan daya tahan tubuh. Akibatnya, tubuh tak dapat menangkal kuman TB dan mengaktifkan kuman TB laten.
Pasien TB pun harus berhenti merokok. Jika tidak, TB akan sulit disembuhkan atau menjadi penyakit yang lebih parah.
“Kalau merokok, pengobatannya jadi lebih lama. Jika setelah sembuh kembali merokok, ya bisa kambuh lagi,” terang Tjandra.
Menurut Tjandra, masalah rokok penting ditanyakan pada pasien TB. Dokter harus menanyakan kepada pasien TB apakah memiliki kebiasaan merokok dan meminta pasien untuk berhenti merokok.
Bahkan dokter bisa membantu pasien untuk melakukan langkah berhenti merokok. Setelah sembuh, pasien TB perokok pun sebaiknya dikontrol agar tidak kembali merokok.
Untuk mengobati penyakit ini, pasien TB harus rutin minum obat selama 6 bulan. Jika tidak patuh minum obat atau berhenti di tengah jalan, pasien bisa menjadi kebal dengan obat atau multi drug resistance (MDR) TB. Pengobatan akan lebih lama yaitu, mencapai 1,5 hingga 2 tahun.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, salah satu hal yang bisa membangkitkan kuman TB, yaitu merokok.
“Sebanyak 20 persen TB berhubungan dengan rokok. Perokok, dua sampai tiga kali lebih sering sakit kalau sudah TB laten. Penelitian, orang perokok TB jadi lebih sering kambuh,” kata Tjandra beberapa waktu lalu di Jakarta.
Guru Besar Ilmu Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan, perokok pun lebih rentan tertular TB. Ia menjelaskan, racun-racun dalam asap rokok dapat merusak paru-paru manusia dan menurunkan daya tahan tubuh. Akibatnya, tubuh tak dapat menangkal kuman TB dan mengaktifkan kuman TB laten.
Pasien TB pun harus berhenti merokok. Jika tidak, TB akan sulit disembuhkan atau menjadi penyakit yang lebih parah.
“Kalau merokok, pengobatannya jadi lebih lama. Jika setelah sembuh kembali merokok, ya bisa kambuh lagi,” terang Tjandra.
Menurut Tjandra, masalah rokok penting ditanyakan pada pasien TB. Dokter harus menanyakan kepada pasien TB apakah memiliki kebiasaan merokok dan meminta pasien untuk berhenti merokok.
Bahkan dokter bisa membantu pasien untuk melakukan langkah berhenti merokok. Setelah sembuh, pasien TB perokok pun sebaiknya dikontrol agar tidak kembali merokok.
Untuk mengobati penyakit ini, pasien TB harus rutin minum obat selama 6 bulan. Jika tidak patuh minum obat atau berhenti di tengah jalan, pasien bisa menjadi kebal dengan obat atau multi drug resistance (MDR) TB. Pengobatan akan lebih lama yaitu, mencapai 1,5 hingga 2 tahun.
by: Dian Maharani,http://health.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar