Rabu, 03 September 2014

PDRB SEKTOR PERKEBUNAN JATIM CAPAI RP 20 TRILIUN

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkebunan Jawa Timur selama tiga tahun terakhir terus meningkat dengan capaian Rp 2 triliun per tahun. Jika tiga tahun lalu PDRB mencapai Rp 14 triliun, kini meningkat menjadi Rp 20 triliun.
“PDRB sebesar Rp 20 triliun ini adalah jumlah dari seluruh komoditi perkebunan Jawa Timur seperti tebu, tembakau, kopi, kakao, cengkeh, cabe jamu, dan banyak komoditi yang lain. Ini bisa dicapai karena seluruh masyarakat perkebunan Jatim dalam tiga tahun terakhir berada pada jalur yang benar (on the track),” kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Moch Samsul Arifien, Rabu (3/9).
Samsul memberikan contoh capaian komoditi tebu yang merupakan penyumbang PDRB perkebunan terbesar yaitu nilainya mencapai Rp 10 triliun. Pada tiga  tahun yang lalu luasan areal tebu di Jatim 198 ribu hektare sekarang telah menjadi 217 ribu hektare di mana hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Luasan ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah Jatim menanam tebu. Walaupun disinyalir ada rembesan tebu dari luar Jatim masuk ke PG di Jawa Timur, namun ternyata jumlahnya sedikit sekitar 2 ribu hektare, sehingga luasan areal Jatim tetap tinggi yaitu 215 ribu ha.
Menyikapi tentang rendemen yang masih menjadi permasalahan klasik, Samsul mengungkapkan telah dilakukan langkah-langkah seperti terbitnya Perda Rendemen, Audit Efisiensi PG, serta pembentukan Tim Rendemen oleh Ditjenbun.
Untuk komoditi tembakau Jawa Timur tetap berkomitmen untuk meningkatkan produksi tembakau terutama tembakau virginia melihat kenyataan bahwa pabrik rokok masih mengimpor tembakau jenis ini dari Cina. Tembakau yang menyumbang PDRB Jatim sebesar Rp 3 triliun ternyata menghasilkan nilai cukai yang sangat besar yaitu 75% dari cukai nasional.
Jika pada tahun 2014 ini cukai nasional diprediksi mencapai Rp 104 triliun, maka Jawa Timur menyumbang sebesar sekitar Rp 76 triliun, yang mana angka ini melampaui keuntungan seluruh perusahaan BUMN dengan keuntungan hanya mencapai Rp 35 triliun.
Menyorot komoditi kopi, Samsul mengungkapkan bahwa produksi kopi perkebunan rakyat dan perkebunan besar di Jawa Timur berkisar antara 56 sampai 60 ribu ton per tahun. Dari jumlah tersebut, konsumsi untuk masyarakat Jawa Timur masih rendah, yaitu sekitar 0,5 – 0,7 kg per orang per tahun atau untuk seluruh masyarakat Jawa Timur mencapai sekitar 17 ribu ton per tahun. Sisa 40 ribu ton tersebut akan diekspor.
Namun kenyataan di lapangan, lanjutnya, nilai ekspor kopi Jawa Timur mencapai 77 ribu ton. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat aliran masuk kopi dari luar Jawa Timur untuk diekspor lewat Jawa Timur. Kopi Jawa Timur memang telah diakui memiliki nama di pasar dunia seperti Kopi Bondowoso/kawasan Ijen Raung yang telah memiliki sertifikat IG (Indikasi Geografis) dikenal dengan nama Java Coffee. Juga terdapat Kopi Dampit yang ke depan juga akan mengajukan sertifikasi IG.
Untuk komoditi kakao, Samsul kembali mengungkap keberhasilan kakao rakyat di zona pantai selatan dari Pacitan sampai Banyuwangi yang telah mengembalikan produksi kakao Jawa Timur seperti kondisi perkebunan besar 7 tahun yang lalu yaitu dengan produksi 35 ribu ton. Mengingat konsumsi kakao dari masyarakat kita yang masih rendah, Kadisbun berharap agar ditingkatkan dengan menghidangkannya pada acara-acara sebagai alternatif pendamping dari minuman kopi yang sudah membudaya.
Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) pada tahun 2015, Samsul berharap masyarakat perkebunan harus siap dengan komoditi perkebunan yang telah diekspor selama ini. Jawa Timur memang dikenal telah mengekspor berbagai komoditi baik yang berasal dari Jawa Timur maupun dari wilayah Indonesia Timur. Berbagai komoditi ekspor perkebunan tersebut adalah tebu (diekspor bentuk molases), kopi, jambu mete, lada, dan pala dengan nilai yang cukup tinggi sekitar Rp 7 triliun. (afr) sumber: http://kominfo.jatimprov.go.id/watch/41166

WARGA SUMBERASRI DALAM MEMPERINGATI HARI BUMI

              Sekitar seribu lebih peserta Jelajah Lereng Kelud tingkat Jawa Timur antusias mengikuti jelajah alam menyusuri pegunungan...