Kamis, 23 Februari 2012

Januari 2012 : Istana Gebang Buka Untuk Umum



Meskipun Pemkot Blitar sudah melunasi uang pembelian Istana Gebang kepada ahli warisnya sekaligus penyerahan kunci, namun sampai saat ini Istana Gebang belum dibuka untuk wisatawan dan masyarakat umum.

Sekretaris Daerah Sekda kota Blitar, Ichwanto mengatakan, Pemerintah kota Blitar akan secara resmi membuka rumah masa kecil Bung Karno itu pada Januari 2012. Menurut Ichwanto, belum dibukanya untuk umum, karena saat ini masih dalam proses pemeliharaan secara fisik.

Pemerintah kota Blitar akan melakukan konsultasi dengan ahli teknis untuk menentukan konsep Istana Gebang ke depannya. Sementara pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Komunikasi Informatika dan Pariwisata Kominparda kota Blitar.

"Memang sampai saat ini masih dalam proses perawatan fisik. Sehingga pembenahan masih sedikit dilakukan, akan dibuka secara resmi bulan ini, Januari 2012. Sementara dalam hal pengelolaan akan diserahkan Komiparda kota Blitar", jelas Ichwanto.

Sementara itu seperti diberitakan sebelumnya, pihak ahli waris Istana Gebang secara resmi sudah menyerahkan kunci Istana Gebang kepada Pemerintah kota Blitar.

Diterima langsung Sekda kota Blitar, Ichwanto di Sasana Praja, pada Jumat (25/11/2011). Penyerahan kunci dari dr Bambang Sukaputra itu dilakukan setelah Pemkot Blitar melunasi pembayaran atas pembelian Istana Gebang sekitar Rp. 15 milyar. (van-bar)

PENERIMAAN PEGAWAI PT PLN (PERSERO) JALUR PELAKSANA (SMA IPA / SEDERAJAT DAN SMK) TAHUN 2012

Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja, PT PLN (Persero) kembali membuka kesempatan bagi anda yang ingin bergabung bersama kami, dengan posisi jabatan dan program studi yang dibutuhkan sebagai berikut : selengkapnya kunjungi di http://www.pln.co.id/disjatim/?p=745 untuk daerah JAWA TIMUR

Jumat, 17 Februari 2012

Candi Sawentar, Lebih Dari Sekedarnya

Bila anda berkunjung ke Kabupaten Blitar, sempatkanlah mengunjungi salah satu situs warisan Kerajaan Majapahit, Candi Sawentar. Merupakan sebuah candi Hindu yang terletak di Ibukota Kabupaten Blitar yang baru. Tepatnya berada di Dusun Centong - Desa Sawentar - Kecamatan Kanigoro, kira-kira tiga kilo meter dari ibukota (baru).
Komplek Candi Sawentar ini berada pada lahan seluas 1.565 meter persegi. Bisa dibilang unik, sebab bangunan candi ini seolah berada di kolam. Sehingga meski sebenarnya cukup tinggi, karena berada sekitar empat (4) meter di bawah permukaan tanah, tidak terlihat menjulang. Bagian atas candinya saja yang terlihat setinggi satu meter dari jalan datar (gapura candi).
Dan meskipun Candi Sawentar ini bukan merupakan yang terbesar di Blitar, namun bentuk fisik Candi Sawentar cukup megah. Ukuran panjang kali lebar Candi Sawentar yaitu sembilan setengah (9,5) kali enam koma delapan (6,8) meter. Sedangkan ketinggian asli bangunan utama candi adalah lima belas setengah meter (15,5) meter.
Namun, ketinggian riilnya saat ini tinggal sepuluh setengah (10,5) meter. Bagian puncak Candi Sawentar pecah. Puing-puing pecahan ini disebut ‘Batu Pecah’. Batu Pecah yang dibentuk ulang, hanya setinggi satu setengah (1,5) meter dari ukuran asli puncak candi. Sedangkan tiga setengah (3,5) meter pecahan yang lainnya belum ditemukan.
Sampai sekarang belum ada keterangan resmi, kapan pertama kali Candi Sawentar dibangun. Angka tahun atau prasasti yang merujuk kesana tidak ditemukan. Hanya saja, menurut Sugeng Ahmadi M - Juru Pelihara, petugas dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)  Jawa Timur, Trowulan Mojokerto - penggalian Candi Sawentar pertama kali dilakukan pada Tahun 1915.
Waktu pertama kali di gali, hanya sebagian atas candi saja yang terlihat. Sisanya tertimbun oleh abu vulkanik dari erupsi Gunung Kelud.
Candi Sawentar dibangun sebagai tempat pemujaan dan semedi. Ikonografi reliefnya tidak begitu banyak. Lukisan pada candi didominasi oleh gambar Kala yang cukup besar pada empat sisi candi bagian atas. Kala berbentuk seperti potongan kepala raksasa (Jawa = butho, red.) dengan taring terhunus, dan bola mata yang melotot menakutkan menandakan penjaga keamanan.
Pada bangunan utama candi (tepatnya ditengah) sisi sebelah barat, merupakan pintu masuk ke tempat pemujaan. Untuk mencapainya, dari bagian dasar candi pengunjung harus meniti tangga batu yang lebarnya tak sampai satu meter.
Didalam tempat pemujaan ini, terdapat Yoni dan Surya Majapahit.
Yoni berupa batu persegi berukuran kurang lebih satu meter, yang ditengahnya berlubang. Bentuknya menyerupai lumpang (media untuk menumbuk padi) sebagai simbul kesuburan.
Sedangkan pada bagian atap atau langit-langit tempat pemujaan, melekat relief Surya Majapahit. Surya Majapahit, konon merupakan sebuah simbul yang melambangkan kebesaran atau kejayaan Kerajaan Majapahit.
Komplek Candi Sawentar terawat cukup bagus.
Bangunan utama candi, juga Batu Pecah dan sekumpulan benda-benda purbakala lain dilokasi ini dalam kondisi bersih dan tertata rapi. Tekstur batunya terlihat jelas, tak berlumut meskipun panas dan hujan silih berganti hampir setiap hari.
Kondisi taman disekeliling Candi Sawentar juga lumayan indah. Tanamannya subur-subur, dipotong rapi. Demikian juga dengan hamparan rumput menghijau dari dasar letak candi sampai ke atas (dinding tanah), terawat sedap dipandang mata.
Lebih dari sekedarnya. Bukan hanya tempat untuk mengagumi mahakarya leluhur atau tempat bersembahyang (umat Hindu) saja. Nuansa pedesaan di lokasi candi yang alami, juga menawarkan kesejukan yang tiada tara. Nyamannya suasana di sekitar lokasi membuat pengunjung betah berlama-lama tinggal disini.  
Makanya, tak heran bila banyak pengunjung yang datang ke Candi Sawentar. Pemugaran oleh Pemkab Blitar untuk nguri-nguri (melestarikan, red.) warisan leluhur pada Tahun 1991 rupanya menuju sukses. Dari buku tamu yang disediakan, setiap bulannya tidak kurang dari lima ratus (500) pengunjung yang datang kesini dari berbagai belahan nusantara.

***

Kurang lebih seratus (100) meter ke arah tenggara dari bangunan utama Candi Sawentar, pada Tahun 1999 juga ditemukan sekumpulan benda purbakala. Awalnya tertimbun tanah pada kedalaman sekitar tiga (3) meter, yang kemudian kumpulan benda-benda purbakala ini diberi nama Candi Sawentar II.
Sayangnya, berbeda dengan Candi Sawentar yang sudah permanen, Candi Sawentar II baru pada tahap penelitian awal. Entah alasannya apa, tetapi yang jelas, lahan yang dipakai masih merupakan lahan milik warga (belum ada pembebasan tanah).
Setelah dilakukan penggalian sementara (sebelum akhirnya ditimbun lagi karena faktor keamanan), komplek Candi Sawentar II ternyata juga cukup luas. Tidak kurang dari seribu tiga ratus lima puluh (1.350) meter persegi. 
            Candi Sawentar II merupakan monumen peninggalan Raja Suhita -Raja Majapahit yang terakhir. Monumen ini dibangun pada Tahun 1.358 Saka atau 1.436 M. Candi Sawentar II dibangun untuk mengenang Perang Paregreg, pertempuran perebutan kekuasaan antara Wikrama Wardana dan Bre Wirabumi.

Sumber: Majalah Penataran Kab. Blitar

BUMDES, Saatnya Unjuk Gigi

Pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) akhir-akhir ini menjadi primadona. Organisasi ekonomi mikro yang lahir di tengah pedesaan itu, perlahan-lahan menjadi lembaga bisnis yang dinamis. Siapa sangka sejumlah BUMDES di Kabupaten Blitar tiba-tiba menjadi pusat perhatian pelaku ekonomi sejumlah pemerintah daerah se-Indonesia.
            Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kabupaten Blitar, Drs. Agus Budi Handoko, M.Si menginformasikan, baru saja ada kunjungan kerja dari beberapa kabupaten di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Bali, yang melihat dari dekat, kinerja sejumlah BUMDES di Kabupaten Blitar. “Ya langsung kita arahkan, mana yang sesuai dengan tipikal masyarakat mereka,” kata Agus Budi Handoko kepada Majalah Penataran.
 Saat ini memang ada beberapa BUMDES yang layak dibanggakan oleh masyarakat Kabupaten Blitar. Sebut saja seperti BUMDES Desa Minggirsari, Desa Purworejo, Desa Bakung, Kebonduren, Dayu, dan sebagainya. Lembaga-lembaga ekonomi tersebut secara fenomenal menjadi satelit dan dinamisator perekonomian desa.
Hasil spektakuler ini merupakan terobosan Drs Agus Budi Handoko sejak didapuk menjadi Kepala Bapemas Kab Blitar. Ia tidak ingin sekedar berleha-leha ketika dipercaya memimpin lembaganya. Prinsip awal memasuki kantornya harus pro aktif. “Namanya saja badan pemberdayaan, maka harus berpikir produktif,” katanya.
Pada saat itu ada sebuah peraturan daerah (perda) yang tergolong seret sejak dilahirkan. Ibarat hidup enggan, mati tak mau. Perda itu adalah Perda no 14 Tahun 2006 tentang Badan usaha Milik Desa yang lahir tanggal 18 Desember 2006. Setelah dicermati, pemicunya terletak pada keterlibatan sejumlah instansi yang diberi amanah melaksanakan perda tersebut.
Guna efeketivitas dan efisiensi, Bapemas akhirnya ditunjuk sebagai pelaksana perda tersebut. Bagi Agus Budi Handoko, tak ada ‘kata mundur’. Peta perekonomian masyarakat segera dipelajari. Organisasi-organisasi kemasyarakatan dibenahi secara masif. Sejumlah Unit Pelaksana Keuangan (UPK) yang telah terbentuk di desa-desa, segera dianalisis. Diagnosa itu perlu untuk menentukan strategi operasional BUMDES.
Memontum itu ditemukan dengan memodifikasi para pelaksana program Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (Gerdu Taskin). Sejumlah UPK direvitalisasi menjadi BUMDES. Kemudian dilakukan injeksi dengan menggenjot program. Sejumlah BUMDES pun menggeliat, berusaha menunjukkan eksistensinya. Ada yang cepat, namun ada pula yang terlambat panas. Namun sinyal grafik kemajuan mulai kentara.
Tak ayal, sejumlah BUMDES mulai berjalan. Kegiatan harian berinteraksi dengan masyarakat sudah terjalin. “Kita terus mengajak instansi lain untuk memperkuat keberadaan BUMDES,” lanjut Agus. Konkritnya, paket-paket program yang diturunkan dari pusat maupun provinsi, diarahkan ke BUMDES, daripada membentuk organisasi ad hock yang lebih rumit eksesnya daripada progress-nya.
Ia mencontohkan BUMDES “Maju Makmur” dari Minggirsari, yang semula mengelola hanya mengelola kegiatan dana simpan-pinjam, akhirnya menangani jasa pembesaran sapi, jasa asuransi Kesejahteraan Sosial, dan lain-lain. Dampak langsung dengan penambahan program itu, adalah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ekonomi tersebut.
Boleh jadi inilah prestasi terkini Bapemas Kabupaten Blitar yang melahirkan lembaga-lembaga ekonomi khas pedesaaan. Melihat trend kemajuan pesat sejumlah BUMDES percontohan, agaknya perlu dikembangkan di seluruh desa untuk memiliki BUMDES untuk membangun masyarakat desa.

Boks: Profil BUMDES “Maju Makmur” di Minggirsari
Teguh Jalankan Amanah
            Bekas aula PKK yang usang, saat ini telah disulap menjadi kantor sekaligus pertokoan BUMDES “Maju Makmur”. Letaknya strategis, karena berada di tepi jalan arteri memasuki Desa Minggirsari. Di ruang toko sebelah kiri, tampaklah tumpukan pupuk. Di pintu toko tertulis pengumuman “Harga Pupuk Turun”. Daya tarik tersendiri, bagi siapapun yang akan masuk toko. Sedangkan di bilik kanan, dipakai kantor operasional simpan-pinjam. Tak ubahnya praktik perbankan.
            Hariyanto, Ketua Maju Makmur duduk di meja kerjanya sambil berdiskusi dengan sejumlah staf pelaksana. Gayeng, khas desa. Reporter Penataran tanpa kikuk langsung beradaptasi dengan situasi tersebut.
            “Ruang ini dulu nganggur. Lalu pelan-pelan kita benahi, sambil menjalankan kegiatan simpan-pinjam,” kata Hariyanto. Ia mengawali membangun BUMDES ini setelah ada gerakan revitalisasi pengurus UPK. Pasalnya UPK Minggrisari mati suri antara  tahun 2003-2007. Ia dipercaya memimpin gerakan membangun BUMDES, bersama Tim 9 yang terdiri atas perangkat desa dan tokoh-tokoh masyarakat.
Dengan menggenggam Perdes no 04/06/BUMDES/2008, ia dan kawan-kawannya dipercaya menjalankan program bantuan keuangan dari propinsi maupun sharing dari Pemkab Blitar. Dengan kerja keras dan kegigihan, kredit yang tersalurkan ke masyarakat akhirnya bisa kembali dalam jumlah yang lebih baik. Lampu hijau untuk maju, pikir Hariyanto.
“Ya, dalam organisasi seperti ini harus ada ketegasan,” resep pria berputra tiga itu. Di lapangan, ia tidak segan-segan menagih warga yang memang memiliki tanggungan keuangan yang harus dikembalikan ke program. Kedisiplinan itu diterapkan secara sungguh-sungguh.
Akibatnya, karena kemauan dan komitmennya sangat jelas, Pemkab Blitar meluncurkan program-program lain. Ada paket bantuan sapi perah, kemudian program asuransi, serta aneka program lainnya. “Ya, dengan kerjasama yang baik antar pengurus, nyatanya kita menjadi nominasi lima belas UPK se Jawa Timur,” kata pria yang mengaku lulusan SPG ini.
Sampai berita ini ditulis, BUMDES Maju Makmur tercatat memiliki nasabah kredit sebanyak 173 orang, dengan omset uang ratusan juta rupiah yang berputar. Uniknya lagi, saat ini penabung sebanyak 61 nasabah dengan omzet mencapai Rp 81 juta. Ini sebuah lompatan besar, organisasi yang dibentuk masyarakat tetapi sudah memiliki tingkat kepercayaan untuk menyimpan tabungan masyarakat.
Kegiatan pengurus BUMDES Maju Makmur makin hari semakin banyak saja. Selain mengurusi distribusi pupuk, saat ini sibuk menerima tamu yang melakukan studi banding. Mereka berasal dari seluruh Indonesia. “Kami ini yang penting terus bekerja saja. Wong mendapat amanah seluruh warga desa. Perkara, kemudian banyak tamu, ya kita ikut menularkan ilmunya saja lah,”kata suami Siti Zulaikah itu santai, khas desa.

Sumber: Majalah Penataran Kab. Blitar

Dana BOS : Untuk Siswa SD dan SMP Di Surabaya Telah Cair

Tahun ini, mekanisme penyaluran dana BOS adalah dana dari APBN langsung dikirim ke Kasda Provinsi Jatim, dan selanjutnya dikirim ke rekening sekolah

SURABAYA - Dalam satu tahun Surabaya mendapatkan kucuran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp 213,741 miliar.
Dan kemarin dana BOS untuk siswa SD dan SMP di Surabaya sejak Selasa (10/1) telah dicairkan.
‘’BOS cair kemarin. Jumlahnya sama dengan tahun lalu, Dalam pencairan BOS dilakukan setiap tiga bulan sekali,” kata Kabid Pendidik dan Tenaga Pendidik Dindik Surabaya Yusuf Masruh, Seperti dilansir laman Kominfo Jatim.
Dari jumlah tersebut,diberikan kepada siswa SD dan SMP di Surabaya. Untuk jumlah siswa penerima BOS jenjang SDN sebanyak 180.426 orang, SD swasta sebanyak 60.864 orang. Untuk SMPN siswa yang menerima dana sebanyak 45.690 orang dan SMP swasta sekitar 58.244 orang.
Ini berarti untuk jenjang SD,jumlah BOS yang dicairkan sebesar Rp 139,948 miliar. Sedangkan untuk jenjang SMP sebesar Rp 73,793 miliar.
Dalam pencairan BOS tahun ini ada sedikit perbedaan. Untuk proses penyalurannya, nantinya ada perubahan mekanisme pencairan dana BOS.Tahun ini, mekanismenya adalah dana dari APBN langsung dikirim ke Kasda Provinsi Jatim, dan selanjutnya dikirim ke rekening sekolah.
Ini berbeda dengan tahun 2011 yang penyalurannya dari pusat langsung ke rekening sekolah. “Kita hanya penyuplai data,” ucap dia. Sementara itu, Dindik Jatim juga sudah melakukan sosialisasi pencairan BOS 2012.
Penyaluran di kabupaten/kota dilakukan sebelum tanggal 16 Januari 2012 mendatang. “Saya target tanggal 10 BOS sudah cair semua,” kata Kepala Dindik Jawa Timur Harun.
Menurut Harun,Jatim menjadi percontohan se-Indonesia untuk program BOS. Karena itu, pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin menyukseskannya. Beberapa indikator kesukesan program BOS ini antara lain tepat waktu, jumlah, serta sasaran.
Saat ini pihaknya terus melakukan sosialisasi.Kemudian dana BOS yang diberikan ke Jatim sebesar Rp 2,8 triliun bisa dicairkan. Jumlah ini berarti naik sebesar Rp 900 miliar dari tahun lalu, karena Jatim hanya menerima sekitar Rp1,93 triliun. (c8/lik)
Kenaikan dana BOS ini sesuai dengan keputusan dari pemerintah pusat, yang menaikkan anggaran dana BOS.“Kita akan manfaatkan dana dengan sebaik-baiknya,” ungkap dia. (c8/lik)



http://wartapedia.com

Selasa, 14 Februari 2012

WARADESA DIPERCAYA MENJADI OC DALAM PELATIHAN TP3 PNPM KEC. NGLEGOK

Pengurus KIM Waradesa oleh para pelaku PNPM dipercaya sebagai OC PNPM Kecamatan Nglegok untuk menggelar pelatihan Tim Pengelola Pemelihara Prasarana (TP3) di Aula Parkir Masjid Mustawan Nglegok, Rabu (8/2). Pelatihan TP3 ini diikuti 30 peserta dari desa/kelurahan dan diberi pembekalan tata cara dalam melaksanakan tugasnya.

Kegiatan TP3 dibuka oleh Ketua OC, Endrik Suprianto (Wakil Ketua KIM Waradesa) dan Fasilitator Kecamatan "Pelatihan yang dilaksanakan dapat diikuti dengan baik oleh peserta. Harapannya setelah pelatihan ini  setiap peserta memiliki bekal dalam melaksanakan tugasnya nanti di masing-masing desa," ujar Suprianto.

Dikatakan, pelatihan TP3 mampu mendorong terwujudnya tujuan PNPM mandiri sesuai dengan prinsip PNPM yang bertumpu pada pembangunan manusia. Sementara Andy mengatakan, pelatiahan tersebut diberikan untuk mengembangkan tim agar dapat berfungsi secara optimal dalam pencapaian pemeliharaan  yang dikaitkan dengan prasarana. Tujuan lainnya dapat menghindari kebiasaan lama dari tim yang sebelumnya yang hanya bekerja belum maksimal.

"Jadi materi banyak kita bagikan kepada peserta. Salah satunya tentang kepemimpinan, di mana para peserta dibekali dengan bagaimana untuk bertindak dan menjadi antusias dengan apa yang mereka lakukan.(cw60)

IKAN HIU AIR TAWAR SOLUSI PEMECAH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Kabupaten Blitar memiliki potensi yang besar dalam bidang perikanan. Lahan  yang mendukung, tersedianya bahan organik cukup, air irigasi yang tersedia, teknologi mendukung dan tersedianya tenaga kerja yang terampil. Beberapa jenis ikan konsumsi air tawar seperti Lele, Nila, dan Gurami sampai saat ini tetap menjadi ikan yang paling diminati oleh masyarakat di Kabupaten Blitar. Tidak terlewatkan pula adalah ikan “Hiu Air Tawar” atau ikan Patin yang menjadi menu andalan banyak rumah makan di daerah ini. Dimana konsumsi ikan Patin atau banyak dikenal ikan “Jendil” ini di Kabupaten Blitar sangat tinggi, hal itu terbukti dari penjualan ikan Patin segar yang mencapai 8 kuintal per hari           di pasar ikan Glondong Kanigoro saja. 
Dahulu ikan “Jendil” atau ikan Patin dikenal oleh masyarakat di Kabupaten Blitar merupakan ikan tangkapan dari sungai Brantas,      namun dengan semakin berkembangnya teknologi, kini ikan Patin sudah mulai dibudidayakan. Ironis, dalam perkembangannya produksi ikan Patin di Kabupaten Blitar sangat jauh tertinggal dibandingkan daerah lain. Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan       dan Kehutanan Kabupaten Blitar, Ir. M. Krisna Triatmanto, MSi dalam suatu kesempatan menghimbau kepada Petani untuk lebih jeli menyikapi perubahan iklim dewasa ini dengan memanfaatkan peluang dan teknologi yang ada. Dari sudut pandang teknis, banyak solusi-solusi potensial yang mudah atau setidaknya mungkin untuk dilakukan dengan menggunakan pengetahuan dan teknologi yang ada sekarang. Untuk dampak yang tidak dapat dihindarkan, ada banyak strategi adaptasi dan mitigasi yang dapat dilakukan. Bagaimanapun kita harus bertindak dan berpikir positif tanpa menjadi pesimis.

Solusi Pemecahan Masalah Iklim 
Ikan Patin (Pangasius sp) merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, baik pada tahap pembenihan maupun pembesaran. Dengan fluktuasi suhu dan pH air yang ekstrim akibat perubahan iklim, bersama ikan Lele, ikan Patin ini masih mampu beradaptasi dengan baik. Hal inilah yang banyak menjadikan alasan dipilihnya ikan Patin dibandingkan dengan komoditas perikanan konsumsi yang lain sebagai salah satu solusi pemecahan perubahan iklim dewasa ini.
 
Budidaya Pembesaran Ikan Patin
Sampai saat ini, pemijahan ikan Patin masih dilakukan secara buatan. Caranya melalui pemberian rangsangan hormon gonadotropin untuk proses pematangan akhir gonad. Namun karena disebabkan oleh beberapa faktor, usaha pembenihan ikan Patin masih sulit ditemui di Kabupaten Blitar. Untuk menjalankan usaha budidaya pembesaran ikan Patin, Bapak Ismangil, salah satu petani anggota kelompok tani di desa Karanggayam Kecamatan Srengat harus mendatangkan benih dari luar daerah.
Selama masa pemeliharaan perlu kondisi yang optimum agar ikan patin yang ditebar dengan kepadatan tinggi dapat berkembang dengan baik. Suhu dan pH (keasaman) air tempat pemeliharaan perlu diatur. Standar kualitas air yang diperlukan untuk pemeliharaan yakni pada kisaran optimum suhu 28o sampai 30oC dengan pH 6,5 sampai 8. Secara hitung-hitungan bisnis, biaya yang paling besar tidak lain yakni pakan, dengan FCR (Feed Convertion Rasio) mencapai 1,2. Yaitu untuk mendapatkan 1 kg daging ikan patin membutuhkan pakan sebanyak 1,2 kg.
Pemberian pakan pada budidaya pembesaran ikan Patin ini tidak boleh sembarangan, harus sesuai dengan takaran kebutuhannya. Hal ini disebabkan karena ikan patin termasuk ikan yang rakus, sehingga berapapun pakan yang diberikan akan tetap dikonsumsi sampai batas tertentu. Pakan diberikan 2-3 kali dalam sehari dengan dosis 3-5% dari total berat biomassa yang ada.  Pemberian pakan pada siang hari harus lebih banyak dibandingkan dengan pagi atau sore hari. Jika pemberian pakan hanya dilakukan dua kali sehari, pemberian dilakukan pada pagi dan sore hari dengan porsi sore hari lebih besar. Dalam tahap pembesaran ini, pakan yang diberikan disarankan memiliki kandungan protein 28%.


Pemanenan ikan patin
Pemanenan dilakukan setelah ikan  patin  mencapai  ukuran  konsumsi (400-750 gram/ekor atau lebih) atau sesuai permintaan pasar. Lama pemeliharaan sangat tergantung pada ukuran benih patin yang ditebar.
Biasanya lama pemeliharaan mencapai 6 bulan dengan ukuran benih tebar 2 – 3 inchi.
Analisa Usaha Budidaya Ikan Patin
No
Uraian
Jumlah
1
Benih
Rp.      500
2
Biaya pakan 1kg patin
1,2 x Rp. 5.500 = Rp.   6.600
3
Tenaga kerja dan obat-obatan Rp. 100/ekor
Rp.      100

Jumlah
Rp.   7.200

Harga Jual
Rp. 11.000

Laba/kg ikan
Rp.   3.800

B/C Rasio
1,53
*harga bisa berubah sewaktu-waktu.
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT
SILAHKAN MENGHUBUNGI :

BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BLITAR
Jln. WR Supratman No 11  
Telp/Fax  (0342) – 802080  Kode Pos 66133
 

“SOKO” WISATA ADVANTURE EKSOTIS


Masyarakat Kabupaten Blitar pastinya tidak asing lagi dengan olahraga-olahraga ekstrim seperti Arung Jeram, Flying Fox ataupun olahraga wisata yang ada kaitannya dengan out bond. Belakangan ini out bond semakin populer, bukan hanya dikalangan mahasiswa ataupun pelajar saja, akan tetapi outbond sepertinya juga telah menyatu dengan masyarakat baik tua, muda ataupun anak-anak. Saat ini Pemerintah Kabupaten Blitar juga telah menyediakan tempat atau wahana yang memadai untuk kegiatan tersebut, sebut saja Flying Fox yang ada di kawasan wisata air Penataran, Arung Jeram di Tegal Asri, Paralayang di Gunung Pegat Srengat yang saat ini juga mulai dirintis.
Namun sebagian masyarakat pastinya juga belum banyak yang tahu selain olahraga-olahraga ekstrim yang disebutkan di atas tadi, saat ini juga telah dikembangkan pusat olahraga advanture yang berada di Desa Tegal Asri  Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Namanya SOKO Advanture yang meliputi , Camping Ground, ATV, Paket Trail, Off Road Jeep dan Paintball. Warga Blitar yang mencintai olahraga advanture sekarang tidak perlu jauh-jauh ke luar kota untuk bisa menyalurkan hobi atau kecintaannya terhadap olahraga ekstrim ini. Untuk pengembangan olahraga yang bersifat advanture ini tempatnya menyatu dengan Arung Jeram atau istilah populernya Rafting.
Dengan menyatunya Rafting dengan paket-paket advanture diharapkan kawasan Soko Advanture banyak di lirik oleh wisatawan baik dari lokal Blitar ataupun luar kota karena di satu tempat, wisatawan dapat menikmati panorama Soko yang sejuk karena dikelilingi oleh hamparan sawah yang menghijau dan mencoba berbagai macam petualangan seru mulai dari pecinta olahraga yang mampu meningkatkan adrenalin seperti Arung Jeram, Off Road Jeep, ataupun Camping Ground. Selain itu kemudahannya adalah hanya dengan datang disatu tempat wisatawan disuguhi berbagai macam hal menarik sehingga tidak perlu repot-repot pergi dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari wisata advanture, di Soko Adventure semuanya ada.
Bulan Juni kemarin paket-paket dari Off Road Jeep, Atv, Trail dan Camping Ground ini diluncurkan. Sedangkan untuk Paintball wisatawan yang ingin mencoba permainan ini harus pesan terlebih dahulu. Rencananya untuk Paralayang yang saat ini sudah mulai di rintis di Gunung Pegat, untuk pengelolaannya juga di jadikan satu dengan Soko advanture ini, alasannya management harus jadi satu visi agar memudahkan kepentingan pasar meskipun tempatnya nanti berlainan akan tetapi lebih mudah untuk di jangkau oleh masyarakat.
Pengembangan  Soko advanture memang membutuhkan dana yang tidak sedikit, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Blitar tidak sendirian, pemerintah juga menggandeng seluruh warga sekitar untuk bersama-sama mewujudkan wisata adventure ini, dengan memperbantukan sekitar 24 warga Tegal Asri untuk mengelola aset wisata Kabupaten Blitar. Selain itu Dinas Pemuda, Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar  saat ini juga dalam taraf penjajakan dengan pihak ke tiga untuk mengembangkan wisata Soko advanture lebih maksimal.
Selain wisata adventure yang ditawarkan diatas di sekitar tempat wisata saat ini juga telah dibangun home stay atau penginapan dengan tarif yang sangat terjangkau antara Rp. 50.000-60.000 per orang, tarif ini sangat terjangkau baik oleh masyarakat Blitar ataupun wisatawan luar daerah. Tentunya hal ini juga semakin memudahkan wisatawan luar kota untuk menikmati keindahan Soko advanture lebih lama. Diharapkan dengan adanya penginapan-penginapan yang sudah ada saat ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar.
Untuk dapat menikmati permainan Off Road Jeep wisatawan hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp. 250.000,- per jam, paket Off Road Jeep ini sudah termasuk mobil Jeep, pemandu, welcome drink, makan siang dan guide. Untuk Trail juga sama per jam biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 250.000 termasuk motor dan juga fasilitas yang sama dengan Off Road Jeep. Untuk informasi yang lebih lengkap terkait harga-harga yang ditawarkan, ada cara mudah untuk mengetahuinya dengan mengunjungi web site di www.soko-advanture.co.id atau bisa juga melalui alamat face book Soko adventure.
Untuk mengenalkan kepada masyarakat luas baik dari Blitar  dan luar kota Blitar, selain melalui jalur on line, Pemerintah Kabupaten Blitar juga membuat Brosur, selain itu juga mengadakan Tabletop dengan biro jasa di Jawa Timur untuk saling menukar informasi tentang objek wisata di daerah masing-masing. Juga bekerja sama dengan media elektronik seperti liputan khusus di saluran televisi.
Pengembangan wisata buatan yang ada di Desa Tegalasri Kecamatan Wlingi  Kabupaten Blitar ini tidak terhenti sampai di sini saja, rencananya Pemerintah Kabupaten Blitar juga akan menambahkan wahana outbond untuk anak-anak, dimana nanti wisata adventure anak-anak ini meliputi petualangan alam seperti, memandikan anak kerbau di sungai, menangkap belut disawah, bercocok tanam padi dan petualangan seru lainnya. Kenapa dibuat konsep alamiah seperti ini, di harapkan mulai sejak dini di tanamkan kepada anak-anak agar bisa lebih mencintai alam dan lingkungan sekitar, mengingat perkembangan di era yang serba modern, dimana mobil remote, playstation dan game online yang saat ini mewabah di dunia anak-anak sekarang. Menurut rencana pengembangan wisata out bond untuk-anak-anak ini diharapkan dapat di realisasikan untuk satu tahun ke depan.
            Menurut rencana wisata Soko adventure ini juga akan dimasukkan dalam Anugerah Wisata Propinsi, Kabupaten Blitar sendiri juga akan mengikuti tiga kategori  dengan wisata Candi Penataran sebagai wisata budaya, Pantai Tambak sebagai wisata alam dan yang terakhir Soko Aventure sebagai wisata buatan.
Selain itu saat ini Soko Adventure juga sedang mengkampanyekan usaha menyelamatkan lingkungan dalam program Soko Go Green. Dimana setiap pembelian paket wisata maka akan disisihkan sebesar Rp. 2.500,- untuk pembelian bibit pohon yang akan dilakukan penanaman serentak di kawasan Gunung Kelud sebelah timur di daerah Desa Semen.
Dengan menyisihkan uang Rp. 25.00 untuk pembelian bibit maka kita sudah menyelamatkan kehidupan 2 orang, karena satu pohon akan menghasilkan Oxygen yang mencukupi kebutuhan O2 (Oksigen) untuk 2 orang. Kegiatan ini di lakukan untuk memperingati Bulan Menanam Pohon Nasional Desember 2012 mendatang. Diharapkan dengan kegiatan seperti ini para pecinta olahraga ekstrim selain cinta dengan hobi mereka juga bisa lebih peduli dengan alam di sekitarnya.

Sumber: Majalah Penataran Kab. Blitar

Senin, 13 Februari 2012

Pencemaran Air

Pencemaran Air Sungai
Pencemaran Air Oleh Pembuangan Sampah Sembarangan
Akibat Pencemaran air (Ikan dan makhluk hidup air mati)


Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit, dan tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya. Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air hingga tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Ditambah lagi selain polusi air merupakan masalah akut di negara berkembang, negara-negara industri/maju masih berjuang dengan masalah polusi juga. Dalam laporan nasional yang paling baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45 persen dari mil sungai dinilai, 47 persen dari danau hektar dinilai, dan 32 persen dari teluk dinilai dan muara mil persegi diklasifikasikan sebagai tercemar.
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.
Penyebab
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
1.    Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
2.  Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
3.    Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
4.    Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
5.    pencemaran air oleh sampah
6.    Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan

Akibat

 

1.    Dapat menyebabkan banjir
2.    Erosi
3.    Kekurangan sumber air
4.    Dapat membuat sumber penyakit
5.    Tanah Longsor
6.    Dapat merusak Ekosistem sungai
7.    Kerugian untuk Nelayan

PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP

Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.

 
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.

Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Secara kelembagaan di Indonesia, instansi yang mengatur masalah lingkungan hidup adalah Kementerian Lingkungan Hidup (dulu: Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup) dan di daerah atau provinsi adalah Bapedal. Sedangkan di Amerika Serikat adalah EPA (Environmental Protection Agency). 



Susunan Kepengurusan

SUSUNAN PENGURUS KELEMBAGAAN
KIM WARADESA”
Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar







Pelindung
:
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar



Pembina 
:
1.  Kabid Komunikasi & Informatika Dishubkominfo Kab. Blitar
2.  Camat Nglegok
3.  Kepala Desa Sumberasri



Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
:
:
:
:
GATOT SUYANTO
PRIANTO
MAYA DERIS KURNIA WATI
SUMINI, M.Pd



Bidang Pengelolaan Informasi
:
KOORDINATOR :
JOKO PITOYO

ANGGOTA :
1.     MARDIYAH
2.     BAMBANG WAHONO
3.     JEMATUN
4.     SUYADI     
5.     Drs. BUDIONO 



Bidang Pengumpulan Informasi
:
KOORDINATOR :
EKO SUGIONO

ANGGOTA :
1.     RISNA TRI UMIATIN, S.Pd
2.     PURYONO
3.     ZULAIKAH SAFITRI
4.     WASONO
5.     NANIK HERAWATI, S.Pd



Bidang Penyebaran Informasi
:
KOORDINATOR :
EKO SUPARNO

ANGGOTA :
1.     JEMIKAN
2.     AHMAD EKO BASUKI, ST
3.     IMAM SUPARDI, SH
4.     SUKIRNO
5.     JATUN SUPRAPTI, A.Ma. Pd



Bidang Usaha
:
KOORDINATOR :
MINTOROGO

ANGGOTA :
1.     SHOFIA ENDAR WINANGSIH, S.Pd
2.     SUSILO SAPUTRO
3.     TITA KUSRINI
4.     ROFI'I
5.     HELLY WAHONO









































WARGA SUMBERASRI DALAM MEMPERINGATI HARI BUMI

              Sekitar seribu lebih peserta Jelajah Lereng Kelud tingkat Jawa Timur antusias mengikuti jelajah alam menyusuri pegunungan...